string(1) "1"
✕ Close

Dinding Kayu Sebagai Aksen

adsense-fallback
Aksen Dindng Rumah Kayu

Oleh : Septana bagus Pribadi, ST., MT.  (Staff Pengajar Jurusan Arsitektur FT Undip)

Penerapan kayu pada elemen dinding akan memunculkan atmosfir yang hampir sama, hangat, homy, nyaman, tetapi mewah dan elegan.  Tekstur dan warna kayu yang khas dapat dikatakan matching untuk dipadukan dengan tekstur dan warna apapun dari material yang lain.  Baik dikombinasikan secara kontras, maupun dikombinasikan dengan material lain yang berwarna natural.

adsense-fallback

Karena sifat dasar kayu, baik kayu alam maupun material buatan dengan bahan dasar kayu, yang tidak tahan terhadap cuaca dan kelembaban, maka penerapan sebagai elemen dinding hanya disarankan sebagai dinding interior saja.

Beberapa jenis aplikasi sebagai dinding  adalah :

  • Kayu sebagai bahan konstruksi dinding

Pada sistem ini, kayu benar-benar menjadi bahan konstruksi pembentuk bidang dinding. Biasa ditemui pada bangunan dengan fungsi khusus seperti restoran dan cottage. Umumnya secara keseluruhan bangunan juga mempergunakan konstruksi kayu. Kayu yang digunakan adalah berupa papan ukuran 20×160-200 mm yang dipasang pada rangka kayu.

Pemasangan bisa secara vertikal, horizontal, berimpit maupun bertumpuk. Jenis yang sering dipergunakan adalah kayu dengan kelas awet yang tinggi, seperti jati, bengkirai, atau meranti.

  •  Papan sebagai pelapis dinding.

Pada kondisi ini, kayu tetap ditemui dalam bentuk alami (papan utuh). Hanya saja berbeda dengan sebagai bahan konstruksi dinding di atas, disini, papan kayu hanyalah sebagai bahan pelapis yang ditempel pada dinding yang terbuat dari bahan yang lain. Dinding bata misalnya. Papan yang dipergunakan berukuran  sama dengan papan untuk konstruksi dinding , atau bisa juga menggunakan papan berukuran berapapun yang tersedia di pasaran. Karena bidang dinding yang akan dipasang pelapis belum tentu mempunyai permukaan yang rata, maka sebelumnya dipasang dahulu kayu berukuran 5/7 atau 4/6 sebagai rangka. Barulah papan pelapis dipasang di atas rangka tersebut dengan menggunakan paku atau skrup. Dalam hal ini harus diperhatikan kualitas dinding beserta plester dan aciannya. Kualitas dinding yang buruk dan lembab akan lebih mempercepat proses kerusakan papan pelapis. Sedapat mungkin gunakan trasraam sebagai adukan pasangan bata. Trasraam adalah campuran semen dan pasir dengan komposisi semen yang lebih banyak daripada adukan biasa. Penggunaan dengan semen   yang lebih banyak tersebut akan membuat dinding lebih kedap air, sehingga lebih kering.

  • Pelapis dinding dari hasil kayu olahan.

Apabila kayu alam dalam bentuk papan utuh sulit  ditemukan ataupun mahal harganya, alternatif lain adalah menggunakan hasil kayu olahan yang berupa multipleks yang berbentuk lembaran. Ukuran lembaran hasil olahan pabrik ini biasanya standar, yaitu 122 cm x 144 cm, dengan ketebalan yang paling sering digunakan adalah 6 mm, 9 mm, atau 12 mm. Selain multipleks, bahan lain yang sering digunakan adalah fanel fabrikasi yang terbuat dari serbuk kayu yang dipress dengan suhu tinggi. Panel tersebut biasa disebut panel MDF ( medium density fiber). Pemasangan rangka kayu 5/7 atau 4/7  pada bidang dinding juga diperlukan untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih presisi dan rata.

Panel MDF dan HDH mempunyai lapisan permukaan yang sangat halus dan langsung siap untuk difinishing dibandingkan dengan multipleks yang memerlukan proses pengamplasan (sanding) dan penutupan pori-pori (filler) sebelum pengaplikasian cat atau finishing . bila menghendaki tampilan akhir  yang sama dengan material kayu asli, dapat ditambahkan lapisan teakwood setebal 3 mm. Teakwood memiliki motif yang sama persis seperti kayu asli karena dibuat  dengan cara mengupas kayu gelondongan menjadi lapisan-lapisan  tipis kemudian dipres.[tps_title]Proses Finishing Kayu[/tps_title]

adsense-fallback

Gallery Image of Dinding Kayu Sebagai Aksen