Di tengah problem memilih atap rumah yang aman dan nyaman sekaligus kualitasnya bisa diandalkan. Kini hadir atap rumah yang berbahan bitumen yang terasa aman, kuat, nyaman bahkan ramah lingkungan.
Rumah yang nyaman dan aman merupakan dambaan setiap orang. Nyaman dalam arti rumah tersebut layak huni, dan aman berarti dapat melindungi penghuni dari udara panas, hujan, dan juga angin kencang. Persepsi sebuah rumah yang layak itu tergantung dari kepuasan si empunya pemilik rumah.
Seperti halnya dalam pemilihan material bahan bangunan untuk atap. Pemilihan material untuk atap ini harus juga disesuaikan dengan kondisi alam wilayahnya. Salah satu persyaratan pentingnya atap itu harus aman, nyaman, mudah dalam pemasangan, serbaguna (flexible), dan tahan terhadap cuaca serta ramah lingkungan.
Sekarang ini memungsikan ruang bawah atap jarang di temui karena temperatur udara yang terlalu panas di sekitarnya. Sebenarnya untuk cuaca di Indonesia sangat mungkin untuk mendesain agar di bawah atap berfungsi. Hal itu hanya tergantung desainer, bahan atap, dan kelandaian atap saja.
Dengan bahan-bahan atap tertentu seperti atap bitumen memungkinkan ruangan antara ruang utama dan atap untuk ditinggali karena temperaturnya yang tidak terlalu panas. Selain itu kelandaian atap ini dapat diatur sedemikian rupa agar dibawahnya memungkinkan untuk ditempati.
Menurut Ferdinand L. Hardianto, Direktur GAF Indonesia salah satu produsen atap bitumen, jenis atap ini terbuat dari kombinasi bitumen atau akrab disebut aspal, serat fiber dan batuan granual yang berwarna asli alami. “Produk ini memiliki stabilitas dimensional tinggi, lentur, mudah dibentuk dan dipasang serta tidak mudah pecah,” jelasnya.
Menariknya, atap ini memiliki beragam warna dan tekstur. “Tak hanya itu, atap bitumen memiliki bobot ringan sekitar 13 kg per meter persegi. Sementara genteng beton atau keramik bobotnya sekitar 50-60 kg per meter persegi,” tandas Ferdinand.
Selain bobotnya yang ringan, atap bitumen juga kuat dan tidak mudah pecah karena mengandung bahan aspal dan serat selulosa. Struktur bahan dasar bitumen diproses dengan teknik penekanan dan pemanasan tinggi sehingga atap jenis ini lebih fleksibel, kuat, dan tidak mudah patah.
Kelebihan lainnya atap bitumen tahan terhadap angin sampai pada kekuatan 192 km/jam dan tahan gempa yang juga cocok dengan beberapa kondisi di Indonesia yang rawan gempa dan sering dilanda badai.
Dengan ketahanan seperti itu, atap bitumen cocok digunakan untuk wilayah negara seperti yang rawan gempa dan angin puting beliung. Pemasangannya pun mudah dan cepat, hampir sama dengan atap seng. Struktur atap ini biasanya terbuat kayu, beton, maupun baja ringan. Atap jenis ini bentuknya bergelombang berupa lembaran.
Bagi Anda yang menginginkan atap berbentuk melengkung, tidak lagi sulit diciptakan. Penutup atap Bitumen yang teknologinya baru berkembang ini dapat didesain dengan sudut kemiringan 22.5 – 90 derajat sehingga kita dapat mengeset ruangan dibawahnya untuk ditinggali.
Setelah membuat rangka, gunakan material atap yang elastis. Atap bitumen bisa melakukannya. Karena material atap berbahan dasar bitumen ini lentur, sehingga mudah dibentuk.
Kenyamanan, keamanan dan ramah lingkungan merupakan tiga kata serangkai yang berkaitan erat dalam pemilihan bahan material untuk sebuah bangunan atau hunian yang nyaman dan aman. Hal inilah yang mendasari para produsen bahan bangunan khususnya atap dalam menciptakan sebuah produk agar dapat menarik simpati konsumen.
Soal harga atap bitumen masih tergolong mahal dibandingkan dengan genteng beton. Misalnya untuk genteng beton sekitar Rp100.000-Rp150.000 per meter persegi. Untuk atap bitumen harganya bisa mencapai dua kali lipat dari genteng beton. (Haryanto/Majalah Rumah123)